Total Tayangan Halaman

Sabtu, 25 Juni 2011

makalah sungai


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
Sungai itu terbentuk dgn adanya aliran air dari satu atau beberapa sumber air yg berada di ketinggian,umpamanya disebuah puncak bukit atau gunung yg tinggi,dimana air hujan sangat banyak jatuh di daerah itu,kemudian terkumpul dibagian yg cekung ,lama kelamaan dikarenakan sdh terlalu penuh ,akhirnya mengalir keluar melalui bagian bibir cekungan yg paling mudah tergerus air,selanjutnya air itu akan mengalir di atas permukaan tanah yg paling rendah,mungkin mula mula merata,namun karena ada bgn bgn dipermukaan tanah yg tdk begitu keras,maka mudahlah terkikis,sehingga menjadi alur alur yg tercipta makin hari makin panjang,seiring dgn makin deras dan makin seringnya air mengalir di alur itu, maka semakin panjang dan semakin dalam ,alur itu akan berbelok,atau bercabang, apabila air yg mengalir disitu terhalang oleh batu sebesar alur itu,atau batu yg banyak,demikian juga dgn sungai di bawah permukaan tanah,terjadi dari air yg mengalir dari atas,kemudian menemukan bgn bgn yg dpt di tembus ke bwh permukaan tanah dan mengalir ke arah dataran rendah yg rendah.lama kelamaan sungai itu akan semakin lebar
B.     Rumusan masalah
Adapun dalaam makalah ini akan membahas mengenai: Menganalisis sungai dan manfaatnya, serta contoh dampak yang di timbulkan oleh sungai
C.    Tujuan
Tujuan dari pada penulisan makalah ini adalah bagaimana supaya mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian, manfaat, serta dampak yang di sebabkan oleh sungai. Serta makalah ini dapat juga di gunakan sebagai pembelajaran bagi penulis dan pembaca



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sungai
Sungai adalah aliran air tawar dari sumber alamiah di daratan menuju dan bermuara di danau, laut atau samudra. Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu daerah yang terhampar disisi kiri kanan dari suatu aliran sungai.
B.     Hasil bentukan sungai
Meander, yaitu bentuk aliran sungai yang berkelok-kelok. Ciri dari suatu rangkaian meander adalah adanya leher meander (bagian yang menyempit) yang dapat menghasilkan potongan berbentuk tapal kuda dan disebut danau tapal kuda.
Delta, yaitu suatu daratan yang terletak di muara sungai, terpisah dari laut dan terdiri dari endapan hasil pengikisan air sungai.
C.    Klasifikasi sungai
Berdasarkan sumber air
            Sumber airnya mendapat langsung dari air hujan
®Sungai hujan
Ex: sungai-sungai di perbukitan kapur, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
 sumber airnya berasal dari salju yg mencair/pencairan es
®Sungai gletser
Ex: Sungai Memberamo di Irian Jaya
 sumber airnya berasal dari air hujan dan gletser (es/salju)
®Sungai campuran
Ex: Sungai Memberamo dan Digul di Irian Jaya

Berdasarkan kontinuitas aliran/debit air
Hanya mengalir jika ada hujan®Sungai ephemeral
 mengalir pada musim hujan, sedangkan musim kemarau kering
®Sungai intermitten 
Sungai  mengalir sepanjang tahun krn musim hujan dan musim kemarau
®perenial   sungai-sungai di Sumatera, Kalimantan, dan Irian JayaÞselalu ada sehingga antara musim hujan dan kemarau beda aliran kecil®bisa sebagai sungai permanen: mengalir sepanjang tahun 
bisa sbg sungai periodik: antara musim hujan dan kemarau beda aliran semakin besar sebagai akibat rusaknya hutan
Þ permanen ® periodik dan periodik ®Di Indonesia banyak sungai-sungai yang berubah dr permanen

Berdasarkan pola aliran
Pola aliran radial menjari seperti di daerah vulkan/gunung berbentuk kerucutÞ pola aliran yg meninggalkan pusat ®Radial sentrifugal
seperti pada daerah basin/ledokan
Þ pola aliran yg menuju pusat ®Radial sentripetal 
 biasanya terdapat di dataran atau daerah pantai
Þ pola aliran ini tdk teratur ®Pola aliran dendritik
Biasanya terdapat di daerah pegunungan lipatan
Þ merupakan pola aliran sungai yg berbentuk sirip daun atau trelis ®Pola aliran trelis
Pola  merupakan pola aliran berbentuk sudut siku-siku atau
®aliran rektangular   terdapat di daerah patahan atau pada batuan yg tingkatÞhampir siku-siku  kekerasannya berbeda
Biasanya tdpt di daerah kubah (domes)
Þ pola aliran sungai yang melingkar ®Pola aliran annular

Berdasarkan arah aliran
Sungai  sungai yang mengalir sesuai dengan kemiringan batuan daerah yang®konsekuen  dilaluinya  Ex: Sungai Progo ketika menuruni lereng Gunung MerapiÞ
Sungai  sungai yg alirannya tegak lurus pada sungai konsekuen dan
®subsekuen   Ex: Sungai Opak YogyakartaÞbermuara pada sungai konsekuen
sungai yg mengalir berlawanan dengan arah kemiringan lapisan batuan daerah tersebut dan merupakan anak sungai subsekuen
®Sungai obsekuen
merupakan anak sungai subsekuen dan alirannya searah/sejajar dengan sungai konsekuen
®Sungai resekuen
sungai yg alirannya teratur dan tidak terikat dengan lapisan batuan yang dilaluinya
®Sungai insekuen

Berdasarkan struktur geologi
Sungai  sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan daerah lapisan®anteseden   jadi setiap terjadi pengangkatan maka air sungai akanÞbatuan yang dilaluinya  mengikisnya
Ex: Sungai Oya di Yogyakarta yang mengikis Plato Wonosari
Sungai  Ex:
Þ sungai yang tidak dapat mengimbangi adanya pengangkatan ®reverse  Sungai Bengawan Solo dulunya bermuara di Laut Selatan, skrg muaranya di Laut Jawa
Tak disangsikan lagi, arung jeram telah menjadi suatu kegiatan yang sangat populer dibandingkan dengan kegiatan ke petualangan lainnya. Dapat dinikmati beramai-ramai tanpa memandang usia, status sosial, tingkat pendidikan dan profesi seseorang.
Saat ini telah banyak sungai yang dapat diarungi serta dikelola secara profesional oleh beberapa operator arung jeram. Mereka menawarkan berbagai paket kegiatan dengan tingkatan umur dan ke mampuan dari calon kunsumennya. Mulai dari sungai dengan tingkat kesulitan mudah sampai dengan sungai yang menjanjikan tantangan dan petualangan.
Berdasarkan asal air:
- sungai mata air
- sungai air hujan
- sungai pencairan es/salju
- sungai campuran
Berdasarkan letak alirannya

- sungai di atas permukaan tanah
- sungai bawah tanah
- sungai campuran
D.    Manfaat Sungai
Sejak jaman dahulu kala, sungai menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat yang berdiam di sekitar alirannya. Ia menjadi sumber hidup dan kehidupan masyarakat yang bermukim di sekitar bantarannya. Sungai menjadi ruang sosial yang cukup representative bagi masyarakat karena bisa digunakan untuk mandi, mencuci serta bahkan mencari ikan untuk kebutuhan rumah tangga dan sumber penghasilan.
Bahkan kalau kita cermati, beberapa candi dan kerajaan-kerajaan di Nusantara ini senantiasa berdiri tidak jauh dari sungai. Tentu saja keberadaan sungai menjadi vital bagi kehidupan saat itu. Disaat transportasi belum semudah sekarang ini, pembangunan candi dan kerajaan itu menggunakan sungai sebagai jalur utama transportasi bagi keluar masuknya perahu pengangkut bahan bangunan serta makanan. Sungai juga menjadi penjaga harmoni bagi keberadaan gunung serta bukit yang tak jauh darinya.
Dibeberapa tempat, sungai bahkan menyediakan pasokan air yang cukup penting bagi sektor pertanian dan perkebunan. Bahkan batu-batu yang ada disungai mensuplai sebagian besar bahan bangunan bagi rumah penduduk di sekitar daerah aliran sungai.
Dengan demikian, keberadaan sungai menjadi sangat penting bagi kehidupan bahkan sampai sekarang. Namun sayang, kita kurang begitu peduli dengan pelestarian dan kebersihan sungai disekitar kita. Padahal disamping bermanfaat untuk hal diatas, sungai di jaman sekarang bisa pula di gunakan untuk pembangkit tenaga listrik, wisata air serta aneka kegiatan yang berhubungan dengan air dan perairan.
Sungai yang terawat serta terjaga kebersihannya akan membawa dampak positif bagi masyarakat yang hidup disekitarnya. Karena dapat menghindarkan diri dari resiko banjir serta dapat mendatangkan devisa bagi industri pariwisata di sekitar bantaran sungai. Sudah saatnya kita menjaga kebersihan sungai karena dari sanalah roda kehidupan itu mengalir
Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS).
Manusia membutuhkan air dalam jumlah besar untuk berbagai kebutuhan hidupnya yang dapat dimanfaatkan dalam banyak hal. Perairan darat seperti sungai, danau, waduk, empang, rawa, dan lain sebagainya memiliki banyak manfaat jika dikelola dengan baik oleh masyarakat sekitar perairan.
Berikut ini adalah kegunaan / manfaat perairan darat bagi manusia yang ada di sekitarnya :
1. Sumber energi pembangkit listrik
2. Sebagai sarana transportasi
3. Tempat rekreasi atau hobi
4. Tempat budidaya ikan, udang, kepiting,
5. Sumber air minum makhluk hidup
6. Bahan baku industri
7. Sumber air pertanian, peternakan dan perikanan
8. Sebagai tempat olahraga
9. Untuk mandi dan cuci
10. Tempat pembuangan limbah ramah lingkungan
11. Tempat riset penelitian dan eksplorasi
12. Bahan balajar siswa sekolah dan mahasiswa. dan masih banyak lagi manfaat lain perairan darat bagi manusia yang belum disebutkan.




E.     Dampak Normalisasi Sungai

Sungai Citarum dan Ci-manuk pada masa jayanya merupakan jalur migrasi manusia prasejarah dari Asia Daratan ke pedalaman Jawa Barat hingga ke kawasan pegunungan di sekitar dataran tinggi Bandung, yang masih berupa danau. Waktu itu, sepanjang daerah aliran kedua sungai masih terlindung hutan alam dan dapat dilayari seperti nalnya Sungai Musi, Kapuas, Barito, dan beberapa sungai besar lainnya di Indonesia.

Alur sungainya yang berliku-liku disebut meander dengan arus airnya yang tenang merupakan pola alur unik terbentuk berdasar hukum alam dan melintasi daerah aliran amat panjang dan luas. Sekarang, alur sungai berliku-liku di dataran tinggi Bandung dinormalisasi, karena dipandang tidak normal dan menjadi penyebab meluapnya air sungai ke kawasan permukiman jika musim hujan tiba. Padahal, permukiman tersebut yang salah lokasi dibangun di lembah sungai yang secara alami menjadi penampung jika air Sungai Citarum meningkat volumenya.

Daerah hulu Sungai Citarum berupa pegunungan dengan lereng terjal dialiri banyak anak sungai, sudah tidak terlindung hutan yang berfungsi sebagai pengendali. Akibatnya, erosi mempercepat pendangkalan alur sungai oleh endapan lumpur di dataran tinggi Bandung dan jika hujan lebat air tidak tertampung di alurnya dan meluap menggenangi permukiman. Alur sungai baik yang lurus maupun berliku-liku, semuanya terbentuk berdasar hukum alam dan mengacu pada tataan geologi daerah setempat seperti halnya alur Sungai Citarum. Seandainya diluruskan dengan dalih normalisasi, berarti hukum alam atau sunatullah atau hukum Allah SWT yang mendasari pembentukan alur Sungai Citarum itu salah dan manusia akan membetulkannya, masya Allah.
Normalisasi alur Sungai Citarum juga berdampak buruk pada Waduk Saguling, karena ikut mempercepat pendangkalan dan kemungkinannya ikut mengganggu peralatan teknik pembangkit listrik. Dampak buruk tersebut tidak mustahil berkembang ke dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya penduduknya di sepanjang daerah aliran Sungai Citarum, khususnya yang bermukim di dataran tinggi Bandung Selatan. Gangguan kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya penduduk setempat ini sudah terjadi setiap musim hujan, antara lain merebaknya berbagai macam penyakit seperti muntaber, juga kala gajah akibat berkembang biaknya cacing fUariasis.
Setiap tata lingkungan selalu memiliki irama kehidupan atau ekosistem, unsur penunjang, dan peraturan atau hukum yang memeliharanya. Unsur penunjang terdiri dari tataaii geologi di bawah dan di permukaan medannya, cuaca dan iklim yang erat kaitannya dengan masalah meteorologi, tata keairan di bawah, di atas, dan di permukaan bumi yang dapat dipelajari secara hidrologi, botani mengenai tumbuhan, dan zoologj mempelajari hewannya. Manusia lebih banyak bergerak dalam memanfaatkan secara sosial, ekonomi, dan budaya tata lingkungan yang didukung kelima fasilitas alam, yang sudah tersedia tanpa diminta, tetapi pemanfaatannya kurang atau tidak memperhatikan daya dukung lingkungannya yang erat berkaitan dengan kelima unsur penunjang tersebut.
Kekurangperhatian pada daya dukung lingkungan, dapat menyebabkan dampak negatif yang berakibat fatal secara berkesinambungan, karena daya dukung tataan lingkungan alam atau hasil rekayasa budaya manusia bukannya tidak memiliki keterbatasan. Gangguan pada tata lingkungan, yaitu keseimbangan akibat perubahan tataan yang direkayasa manusia, antara lain mengubah alur sungai, dapat merangsang terjadinya penyesuaian keseimbangan oleh alamnya. Selama proses pembentukan keseimbangan yang baru, masing-masing unsur penunjang akan berproses dan proses ini pun tidak pelak lagi berimbas mengganggu kehidupan manusia, karena manusia secara fisik dan nonfisik rentan dan mudah terpengaruh penyakit. Penyakit tersebut umumnya bersumber di air yang tenang tidak mengalir, seperti tikungan sungai yang dinormaJisasi hingga menjadi semacam danau penuh dengan berbagai macam mikroorganisme termasuk cacing filariasis.
Genangan air di tikungan Sungai Citarum yang sudah terputus dari induknya dan tidak termanfaatkan, sebaiknya segera dibina menjadi peternakan ikan mujair agar menjadi predator atau pemangsa larva nyamuk dan cacing. Ikan mujair mudah dan murah pemeliharaannya, cepat berkembang biak, dan memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai komoditas pasaran. Hal ini juga banyak dilakukan di berbagai negara, untuk meredam dampak negatif akibat pengubahan tata lingkungan.
Kenyataannya, dalam usaha normalisasi alur Sungai Citarum belum juga memberikan maslahat bagi penduduk dan justru mudaratnya timbul secara berkesinambungan. Untuk penanggu-langannya lebih lanjut, perlu manajemen sungai terpadu antara lembaga dan atau antardaerah otonomi, Sampai sekarang belum ada sungai yang diorganisasi dan dibina melalui manajemen tepat guna, untuk kepentingan apa pun tanpa mengabaikan asas pencagaran.















BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Hasil bentukan sungai
Meander, yaitu bentuk aliran sungai yang berkelok-kelok. Ciri dari suatu rangkaian meander adalah adanya leher meander (bagian yang menyempit) yang dapat menghasilkan potongan berbentuk tapal kuda dan disebut danau tapal kuda.
Delta, yaitu suatu daratan yang terletak di muara sungai, terpisah dari laut dan terdiri dari endapan hasil pengikisan air sungai.
Klasifikasi sungai
Berdasarkan asal air:
- sungai mata air
- sungai air hujan
- sungai pencairan es/salju
- sungai campuran
Berdasarkan letak alirannya:
- sungai di atas permukaan tanah
- sungai bawah tanah
- sungai campuran
Manfaat sungai bagi manusia yang ada di sekitarnya :
1. Sumber energi pembangkit listrik
2. Sebagai sarana transportasi
3. Tempat rekreasi atau hobi
4. Tempat budidaya ikan, udang, kepiting, dll
Genangan air di tikungan Sungai Citarum yang sudah terputus dari induknya dan tidak termanfaatkan, sebaiknya segera dibina menjadi peternakan ikan mujair agar menjadi predator atau pemangsa larva nyamuk dan cacing.
B.     Saran
Akhirnya, pemakalah mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu didalam menyelesaikan makalah kami ini. Disamping itu, kritik dan saran dari mahasiswa serta dosen pengampu dan para pembaca sangat kami harapkan, demi kebaikan kita bersama terutama bagi pemakalah.